Konsep dan Proposal Pernikahan

Proposal Konsep Pernikahan

Pada tulisan ini saya akan bercerita tentang konsep dan proposal pernikahan yang kami rencanakan setelah kami melaksanakan lamaran. Konsep pernikahan yang kami rencanakan ini didasarkan pada beberapa value yang kami pegang dan sepakati. Kami adalah pasangan yang berkepribadian introvert, sehingga kami mudah kehilangan energi ketika menghadiri acara yang ramai, termasuk ketika kami harus kondangan dan ketemu banyak orang, huaa rasanya capek sekali bund. Selain itu, kami yang memiliki hobi yang sama dalam memuncak gunung sehingga terbiasa dengan segala hal yang simpel, natural dan gak belibet. Kepribadiaan dan nilai-nilai hidup yang kami yakini itulah yang mempengaruhi beberapa rencana konsep pernikahan kami.

Empat Prinsip dalam Konsep Pernikahan

Setelah membaca kepribadian diri masing-masing dan mengobrol secara terbuka, kami menyepakati beberapa aspek yang akan menjadi value konsep pernikahan kami, yaitu minimalist (sederhana), natural, tradisional dan minim sampah. Kesepakatan ini sebenarnya lahir atas value yang kami yakini. Saya dan Kang Iqbal (calon saya) telah memulai menerapkan pola hidup minimalis dalam keseharian. Saya mulai mendalaminya 4 tahun ke belakang (dan sebenarnya sudah diajarkan sejak kecil akan kesederhanaan), begitu pula Kang Iqbal yang sudah menjadi nilai hidup yang diajarkan dari keluarganya.

Nilai tersebut yang membuat kami semakin yakin untuk membuat konsep pernikahan yang sederhana. Selain itu, kami juga terinspirasi dari pasangan minimalis Kang Aang dan Mbak Nikmah yang hanya mengeluarkan biaya pernikahan sebesar 1,8 juta, cerita pernikahan minimalisnya dalam dbaca di sini. Selain memang pada dasarnya kami yang ‘menjunjung’ kesederhanaan, kami juga meyakini bahwa acara pernikahan hanya gerbang awal kami menjalani proses ibadah panjang. Maka sebenarnya masih banyak hal yang lebih esensial untuk dipersiapkan daripada untuk memeriahkan acara pernikahan satu hari. Karena prinsip kami, kami tidak ingin nelangsa tapi siap untuk hidup sederhana.

Aspek selanjutnya adalah natural. Sebagaimana saya ceritakan, kami memiliki hobi yang sama yaitu suka ke alam. Maka kami merencanakan konsep pernikahan yang natural dengan bahan-bahan yang berasal dari alam untuk dekorasi. Kami mencari berbagai bahan alam yang kami dapatkan di sekitar kami. Prinsipnya, optimalkan sumber daya yang ada di sekitar. Selain untuk menghemat budget juga mengurangi jejak karbon. Mengenai bahan alam untuk dekorasi akan saya ceritakan di tulisan berikutnya.

Nilai selanjutnya adalah tradisional. Meskipun dengan konsep minimalis dan rencananya tidak akan melaksanakan ritual adat pernikahan sunda, kami tetap akan memasukan nilai kesundaan dalam pernikahan. Meski bukan upacara adat (karena kami rasa tidak begitu esensial bagi kami), kami merencanakan hiburan tradisional (kacapi dan suling) yang rencananya akan kulibatkan teman-teman saya bekecimpung di dunia seni sunda, menggunaan pakaian tradisonal sunda dalam pernikahan serta merencanakan makanan tradisional dalam hidangan pernikahan.

Tangkapan Layar Proposal Pernikahan

Nilai terakhir adalah minim sampah. Nilai minim sampah ini tentunya saya yang meminta kepada Kang Iqbal, syukurnya dia sangat mengerti dan justru sangat setuju. Kami mencari beberapa referensi minim sampah, seperti dari savitriwedding dan beberaa acuan less waste wedding di luar negeri. Namun, jujur saja untuk benar-benar nol sampah tidak ‘masuk’ budget kami hehehe. Akhirnya kami meramu beberapa konsep pernikahan minim sampah yang tetap sesuai dengan prinsip yang pertama yaitu sederhana (minimalist).

Beberapa strategi yang kami lakukan untuk pernikahan minim sampah, diantaranya: mengoptimalkan sumber daya yang ada (bahan-bahan alam untuk dekorasi), mengonsep sendiri secara keseluruhan, mendesain undangan digital sendiri, mengupayakan menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan, membuat beberapa informasi edukasi mengenai pernikahan minim sampah, me-list dan memastikan jumlah tamu undangan agar meminimalisir food waste, menyediakan refill air minum serta mengupayakan menyediakan jajanan tradisional yang minim sampah.

Itulah konsep pernikahan kami secara keseluruhan yang masih merupakan konsep mentahan yang akan kami ‘ajukan’ kepada dua keluarga. Tentunya ada beberapa perubahan setelah kami mengomunikasikannya, akan saya ceritakan di tulisan selanjutnya. Untuk membaca proposal pernikahan minim sampah kami secara lengkap, bisa klik link ini,ya !

Semoga bermanfaat!

Posting Komentar

0 Komentar