8 Oktober; Benar saja, Skenario-Nya selalu indah!

 Hari yang membahagiakan! Hari ku bisa berkumpul bersama keluarga dan tepat Kakak keduaku menyandang gelar S.Pd nya. Ya, hari ini hari wisudanya!

Sungguh hati ini begetar saat namanya dipanggil di prosesi wisuda dengan gelar 'wisudawan terbaik' karena hasil IPKnya mendekati sempurna, cumlaude. Memang bukan hal yang mengejutkan, karena sejak kelas 1 sd dulu dia tidak pernah menempati peringkat kedua hingga sekarang pun di jurusannya bahkan yang mayoritasnya perempuan tetap saja tidak ada yang mengalahkan. Tidak salah, nama yang diberikan orang tuaku memang merepresentasikan kepribadiannya. Anugerah Mi'roz Zulfikar; Lelaki yang dianugerahi kecerdasan setajam pedang zulfikar, katanya. Padahal, dia bukan lah sosok mahasiswa kupu-kupu, kiprahnya di organisasi internal dan eksternal cukup tersohor dan memegang peran penting, itu bisa dibuktikan saat acara wisudanya yang dibanjiri hadiah dan ucapan dari banyak temannya.
Hal itu yang membuatku terinspirasi. Banyak hal yang membuatku selalu belajar dari kakakku yang satu ini. Kerapihannya, kecerdasannya, tanggung jawabnnya, analisisnya yang sangat kuat hingga berkeluh kesah apapun selalu mendapat solusi. Lagi-lagi, ku terpikir bagaimana bisa mama mendidik kami yang memiliki kepribadian yang kontras ini dengan didikan yang tepat? Sayang, kini aku hanya bisa mempejarinya secara tidak langsung dengan pola unik di keluarga kami.

Hari ini pula adalah hari yang membahagiakan, di tahun lalu. Ya, hari ini tepat 1 tahun lalu aku bertemu dengan mama untuk yang terakhir. Aku bisa memandikan, menemani dan memeluknya erat. Hari itu adalah hari terakhir aku bisa memandang dan memeluknya secara langsung. Allah selalu memberikan rencana terbaik kepada hambanya, meski ku tau magnet penghambaan ini semakin lemah. Karena sebenarnya tahun lalu itu, 8 Oktober 2018 seharusnya adalah hari aku mengikuti sebuah kegiatan kepemudaan di Bantul, Jogja. Tapi, ntah mengapa H-2 keberangkatan saat ku akan membeli tiket ke Jogja, tiba tiba saja tangan ini tergerak untuk mengisi lokasi tujuan ke Tasik, tempat mamaku dirawat saat itu. Kebetulan juga 8 Oktober 2018 itu Kakak2 dan Bapak juga janjian untuk menjenguk mama di Tasik. Hal itu tentu memperkuat keinginanku untuk membatalkan acaraku di Jogja dan memilih untuk ke Tasik.
Sebenarnya perasaanku saat itu campur aduk, ada rasa penyesalan membatalkan acara itu karena untuk dinyatakan lolos di acara tersebut aku harus melewati berbagai tahap seleksi bahkan aku sudah membayar commitment fee yang cukup besar bagi mahasiswa sepertiku. Tapi yang saat itu aku yakini hanya 'pasti ada hikmahnya'

Ternyata benar.....
8 Oktober 2018, menurutku moment yang sangat menentukan masa depanku. Hari itu kami berkumpul sekeluarga berbincang, dari gurauan hingga masa depan. Moment sangat langka bagi keluarga kami! Bahkan, ku tau, saat itu mama sedang menahan rasa sakitnya, namun rona wajahnya sungguh menunjukan kebahagiaan karena kami menemaninya. Mama saat itu 'terlihat' iseng mendikte proyeksi profesi kami di masa depan. A luthfi itu orangnya kreatif dari dulu ngoprek2 mungkin sampai nanti bidangnya di perITan, A Fikar rapih, teratur dan realistis ke depannya paling jadi Dekan sampe Rektor, teh Nanas mah gak suka diatur2 jadi pekerja sosial untuk orang banyak, kalo Ola suka seni gambar nyanyi, nanti diterjunin ke seni aja. Katanya, sembari bercanda. Tetapi candaan mama itu benar2 merepresentasikan diri kami, ya kami memang begitu! dan mama yang lebih tau jalan terbaik kami kedepannya. Sungguh lagi-lagi, aku tertegun dan salut, mama adalah sosok ibu yang sangat hebat mendidik kami yang memiliki perbedaan kepribadian dengan cara didikannya yang berbeda. Dan saat ini, aku benar2 menyesal belum belajar dengan maksimal kepada mama dalam banyak hal.
Lagi,
benar ternyata, semua itu pasti ada hikmahnya.
Andai saja saat itu aku bersikukuh mengikuti kegiatan itu, pasti aku akan merasakan penyesalan sepanjang hidup :'
Allah itu maha pengatur skenario terbaik, mempertemukan hari terkahir yang begitu indah antara aku dan mama.
Hari ini tepat 1 tahun hari terakhir pertemuan berharga itu dan aku yakin energi yang mama berikan di hari itu akan terus ada untuk 8 Oktober kedepan dan sampai kapanpun. Terimakasih ma, telah menjadi mama yang terbaik bagi kami. I love you, semoga Allah mempertemukan kita di tempat terbaik-Nya. Aamiin.

     Kereta “Harina” Bandung- Surabaya

       Selasa, 8 Oktober 2019

 Pukul 21.26 WIB

     Nanas

 

Posting Komentar

0 Komentar