Aktivitas manusia berbanding lurus dengan tingkat konsumsi yang menyebabkan meningkatnya potensi timbulan sampah. Persentase sampah di Indonesia; 60% sampah organik, 14 % sampah plastik, 9% sampah kertas, 4,3 sampah metal dan 12,7 % sampah lainnya (Data KLHK). Hal itu tentu menjadi momok yang menjadi tanggung jawab seluruh pihak. Menurut data KLHK (2018), setiap orang mengasilkan sampah 3-4 kg perhari, Bedasarkan hal tersebut, perlu adanya penanganan yang solutif. Pemerintah melalui Kebijakan dan Strategi Nasional no. 97 tahun 2017 telah berjalan sinergis untuk menyeselesaikan permasalahan ‘hilir’ persampahan. Tentu perlu penangangan preventif di ‘hulu’ melalui kita sebagai konsumen sampah pertama.
Belakangan ini kita sering mendengar “Zero waste”. Bagi orang awam, hidup zero waste ini terkesan ribet, mahal dan sulit dilakukan apalagi bagi mahasiswa yang hidup kost. Zero waste adalah sebuah pendekatan teknologi untuk menerapkan konsep 5R (Refuse, Reduse, Reuse, Recycle, Replant) sehingga dapat menimalisasi proses produksi hingga di TPA. Bisakah anak kost hidup zero waste? Berikut ini langkah-langkah bagi anak kost yang ingin hidup Zero waste:
- Bawalah Tumblr Minum!
Membawa Tumblr dan bekal makan Dok. Pribadi |
Bagi pemula yang ingin hidup zero waste, langkah paling sederhana yaitu membawa tumblr minum untuk mengurangi penggunaan sampah plastik botol. Platik botol kemasan biasanya menggunakan plastik jenis PET (Polyethylene Terephthalate) yang dapat terurai 450 hingga 1000 tahun, botol plastik dengan kode PET terbuat dari berbagai unsur sintetis ini dapat mengeluarkan zat yang bernama bisphenol A (BPA). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA meresap ke dalam makanan/minuman bisa menyebabkan kanker. Bagi anak kost, menggunakan tumblr bisa menghemat pengeluaran. Asumsikan jika dalam sehari membeli 4 botol (600 mL) dengan harga Rp. 3000/botol , maka dalam satu minggu mengeluarkan Rp. 84.000, sedangkan jika membeli air galon isi ulang dengan perbandingan sama hanya mengeluarkan Rp. 20.000 dalam satu minggu.
- Kurangi Plastik, Gunakan Sustainable Stuff!
[gallery ids="25,26,28" type="rectangular"]
Membawa Tote Bag, Straw, Food Container Dok. Pribadi |
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut yang dapat terbelah menjadi partikel-partikel kecil yang disebut mikroplastik dengan ukuran 0,3 – 5 milimeter. Mikroplastik ini yang sangat mudah dikonsumsi makhluk hidup di laut yang kemudian menjadi bioakumulasi dan dalam jangka panjang menjadi bioaugmentasi yang dampaknya dirasakan manusia melalui rantai makanan.
Memulai dan memberanikan diri untuk menolak plastik memang cukup sulit, namun hal simpel ini bisa dilakukan oleh semua orang. Banyak cerita lucu ketika memulai untuk menggunakan wadah atau sedotan sendiri ketika sedang jajan, diketawakan hingga beberapa penjual merasa terheran. Namun, prinsip tetaplah harus terus dipupuk karena dalam hidup ini berlaku hukum kausalitas. Apa yang kita lakukan sama dengan apa yang kita terima.
- Kurangi Junk Food, Mulai Masak Sendiri di Kost!
[gallery ids="36,35" type="rectangular"]
Memasak dan Membawa Bekal Dok. Pribadi |
Makanan cepat saji memang sangat praktis dan cukup ekonomis di kantung para mahasiswa. Namun, harga ekonomis tersebut tidak termasuk memperhitungkan dampak kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkan. Sebuah penelitian yang dipublikasi di Public Health Nutrition menunjukan bahwa memakan makanan cepat saji meningkatkan tingkat depresi yang berkaitan dengan sistem saraf dan kandungan sodium yang tinggi menyebabkan kardiovaskular, peradangan dinding hingga tekanan darah tinggi. Selain berdampak bagi kesehatan, makanan ini biasanya disajikan dengan kemasan langsung –meski kita makan di tempat-, hal itu tentu memberikan potensi timbulan sampah yang lebih tinggi. Oleh karena itu, mulailah memasak di kos. Kesibukan bukanlah alasan, karena setiap pekerjaan itu tentang kita ‘menyempatkan’. Dengan kita memasak di kost, kita bisa memulai hidup sehat, menyehatkan lingkungan dengan mengurangi sampah, menyehatkan mental melalui membiasakan hidup disiplin sekaligus belajar menjadi ibu yang istriable.
- Memulai Untuk Memilah dan Mengolah Sampah
[gallery ids="29,32" type="rectangular"]
Memiilah Sampah, Eco-brick dan Eco-enzyme Dok. Pribadi |
Memilah sampah dilakukan karena sampah memiliki karakteristik pengolahan dan lama penguraian yang berbeda. Tidak terkecuali sampah yang dihasilkan oleh anak kos seperti sampah bekas makanan, sayur, buah-buahan, plastik, tissue, dan kertas. Bagi anak kost biasanya cukup sulit untuk mengolah sampah hasil pilahan tersebut, Langkah sederhana yang bisa dilakukan yaitu memilah sampah plastik untuk dikumpulkan dijadikan eco-brick, sampah buah-buahan menjadi eco-enzyme, sampah organik dibuang disekitar pepohonan dan membuang sampah residu di tempatnya. Bagi anak kost untuk nol sampah itu masih cukup sulit, namun minimal ada progress untuk mengurangi dan mengolah sampah.
- Mengurangi Sabun Liquid, Beralih Sabun Batang Ramah Lingkungan
[gallery ids="25,27,33" type="rectangular"]
Sabun Batang dan Membuat Sabun Klerak Dok. Pribadi |
Bagi anak kost, menggunakan sabun ramah lingkungan itu harganya tidak terjangkau dan sulit didapatkan. Namun jika dihitung, penulis membandingkan perhitungan pengeluaran sabun batang ramah lingkungan mengeluarkan Rp. 21.000 yang bisa digunakan untuk sabun dan shampoo dalam waktu 1 bulan, sedangkan roommate-nya mengeluarkan Rp. 27.000 untuk sabun liquid ‘X’ dan Rp. 34.000 untuk shampoo ‘X’ dalam waktu sebulan. Hal itu tentu tidak ekonomis bahkan belum terhitung dampak kesehatan dan lingkungan yang dihasilkan.
Selain itu kita sebagai anak kost juga perlu untuk mengurangi penggunaan diterjen. Pengunaan deterjen dalam konsentrasi dan frekuensi tinggi dapat menyebabkan pencemaan terhadap air sungai. Sedangkan air sungai menjadi salah satu sumber air baku untuk air minun. Air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik).
Oleh karena itu, penggunaan deterjen sebaiknya mulai dikurangi dengan beralih menggunakan sabun lerak. Namun, jika masih dirasa sulit bisa dengan mengurangi jumlah deterjen yang dihasilkan dengan membiasakan mencuci langsung dalam jumlah banyak, selain mengurangi penggunaan deterjen bisa sekaligus menghemat pengunaan air.
- Menggunakan Menstrual Pad
Mentrual Pad Dok. Pribadi |
Pembalut sekali pakai terbilang ekonomis dan praktis. Namun, pembalut sekali pakai mengandung dioxin. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa zat Dioxin dapat menyebabkan kanker. Bagi anak kost, pertama membeli menstrual pad mungkin terasa cukup mahal. Padahal jika dihitung-hitung ternyata menggunakan menstrual pad ternyata jauh lebih hemat. Jika diasumsikan setiap hari wanita menggunakan 5 buah dengan asumsi setiap periode 7 hari, dalam setahun menggunakan 420 buah (Rp, 1000 per buah) maka mengeluarkan Rp. 420.000 setiap tahun. Hal ini tentu tidak sebanding dengan membeli menstrual pad yang rata-rata seharga Rp.20.000 perbuah yang bisa digunakan dalam waktu 2-3 tahun. Tentu selain ekonomis, dengan menggunakan menstrual pad kita mengurangi dampak kesehatan dan lingkungan yang tidak diperitungkan jika menggunakan pembalut sekali pakai.
0 Komentar